Penasaran dengan diskusi tentang sejarah kelahiran
kamera? Ayo, simak ulasannya berikut ini!
Sejarah kelahiran kamera dimulai selama berabad-abad.
Seorang filsuf Cina, Mozi, menemukan gambar yang dapat ditangkap menggunakan
alat sederhana, yang merupakan lubang kecil di ruangan gelap. Dia melihat,
cahaya itu mengantarkan gambar lingkungan keluar dari lubang.
Hanya saja fragmen itu terlihat sebaliknya. Posisi atas
di lingkungan asli menjadi bagian bawah gambar. Begitu pula di posisi kanan dan
kiri.
Setelah Mozi, para filsuf dari negara lain juga menemukan
hal yang sama. Di Yunani, Aristoteles yang menyadari fenomena cahaya yang
membawa gambar. Kemudian, filsuf Aleksandria, Theon, juga mengalami fenomena
yang sama. Sampai, matematikawan, fisikawan, musisi dan filsuf Arab, Al-Kindi
memeriksa fenomena tersebut sebagai perilaku cahaya yang menarik.
Beberapa filsuf dan ilmuwan menggunakan metode yang sama.
Kamar gelap memiliki lubang kecil dengan cahaya terang di luar. Temuan ini
kemudian menjadi titik awal dari prinsip-prinsip mekanis di dalam bilik.
2. Penciptaan Camera Obscura
Fenomena ini semakin banyak dipelajari di masa depan oleh
beberapa peneliti dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan yang meneliti perilaku cahaya
adalah Ibn al-Haytham (juga dikenal sebagai Alhazen). Ilmuwan Muslim yang hidup
pada 965-1039 AD melanjutkan penyelidikan Al-Kindi.
Dia terinspirasi untuk melanjutkan penyelidikan Al-Kindi
ketika dia berada di bawah tahanan rumah di Kairo, Mesir. Pada saat itu, ia
menemukan bahwa semakin kecil lubangnya, semakin fokus cahayanya dan
menghasilkan gambar yang tajam.
Al-Haytham juga melakukan serangkaian penelitian.
Akhirnya, dia berhasil menunjukkan bahwa cahaya bergerak melalui garis lurus.
Penemuan ini digunakan untuk membuat perangkat dengan lubang yang menjadi
prekursor kamera modern.
Dia membuat ruangan gelap besar, seukuran kamar kecil,
dengan lubang untuk penerangan. Bayangan yang dilemparkan oleh cahaya
ditelusuri pada permukaan kertas khusus dan kemudian dikonversi menjadi foto.
Dari temuannya, al-Haytham kemudian memfokuskan bidang
ilmiahnya pada optik dan cahaya. Dia juga menulis sebuah buku berjudul Kitab
al-Manazir atau Book on optics. Dalam buku itu, al-Haytham menulis beberapa
hasil penelitian yang berkaitan dengan optik dan juga membahas beberapa hasil
praktiknya tentang kamera lubang jarum.
Buku itu akhirnya dipelajari oleh Johannes Kepler,
seorang ilmuwan dari Jerman. Dia membaca buku itu dan terinspirasi untuk
menyelidiki fenomena kamera dan lensa lubang jarum.
Setelah membaca dan meneliti Kitab al-Manazir, Kepler
akhirnya berhasil membuat prototipe kamera lubang jarum dengan cara yang lebih
sederhana pada 1604. Dia menyebut kamera itu dengan nama kamera gelap.
Perangkat ini berbentuk seperti kotak dengan lubang di
mana lensa positif dan lensa negatif ditempatkan. Posisi lensa negatif
diletakkan di belakang lensa positif. Hasilnya, Kepler berhasil memperluas
gambar yang diproyeksikan dari hasil penelitian al-Haytham.
3. Daguerreotypes dan ruang calotype
Pada tahun 1837, Niepce dan rekannya, Louis Daguerre,
membuat kamera yang lebih praktis bernama Daguerreotypes.
Penemuan konsep kamera menggunakan dasar-dasar pada
kamera lubang jarum dan kamera gelap. Perbedaannya adalah dia dan Daguerre
menambahkan lempengan tembaga dan perak serta uap yodium. Dengan begitu, kamera
lebih peka terhadap cahaya.
Setelah kemunculan Daguerreotypes, sekitar tahun 1840-an,
seorang ilmuwan Inggris bernama William Henry Fox Talbot membuat kamera yang
disebut Calotypes. Mekanisme kamera tidak jauh berbeda dari Daguerreotypes.
Sendiri, Talbot menambahkan beberapa bahan kimia ke pelat
cetak foto. Penambahan cairan kimia membuat gambar lebih jelas. Campuran kimia
dan jenis kertas foto yang digunakan dikenal sebagai film negatif.
4. Ruang pelat collodion
Sesaat perkembangan teknologi kamera yang cukup
berpengaruh adalah penemuan papan Collodion. Kamera dapat menghasilkan gambar
yang lebih jelas daripada jenis kamera pendahulunya.
Ruang pelat Collodion dibuat oleh Desire van Monckhoven
pada tahun 1857. Untuk mencetak ruang ini diperlukan pelat Collodion dengan
campuran berbagai cairan kimia. Jenis yang dikembangkan oleh van Monckhoven
adalah jenis kamera dan piring kering.
Sekitar 14 tahun kemudian, kamera plat Collodion van Monckhoven telah dimodifikasi oleh Richard Leach Maddox. Modifikasi yang dibuat oleh Maddox hanya pa dan bagian dari plat Collodion. Maddox menciptakan piring basah Collodion yang dapat menampilkan gambar yang lebih tajam daripada piring kering. Blog Teknologi.
5. Kamera bioskop
Kamera plat collodion telah cukup sukses selama beberapa
dekade. Namun, pada tahun 1883, George Eastman, pengusaha dan pendiri
perusahaan Kodak, bereksperimen dengan perangkat film negatif.
Beberapa tahun kemudian sampai akhirnya pada tahun 1885
Eastman berhasil menyempurnakannya dalam kamera analog atau kamera menggunakan
film negatif. Kamera dengan film negatif disebut Kamera Kodak.
Penemuan kamera Kodak menjadi titik awal bagi lahirnya
kamera modern. Setelah itu, kamera berteknologi tinggi mulai muncul.
Bagaimana dengan Quipperian? Tinjauan historis penemuan kamera ini cukup menarik, bukan? Jika Anda menyukai dunia teknik fotografi, Anda harus tahu sejarah kelahiran kamera, perangkat utama di dunia fotografi.
Read More